Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak tengah bersiap untuk melakukan ekspor perdana ke Jepang dan China. Rencananya, produk yang akan diekspor ke Negeri Sakura meliputi tuna fresh whole, tuna loin fresh, kepiting, lobster, udang tiger frozen, ikan demersal, unagi dan kerapu sunu hidup.
Selain Jepang, ikan cakalang juga akan diekspor ke China. Artati pun sempat mengecek kesiapan fasilitas integerated cold storage (ICS) yang dibangun KKP di SKPT Biak. Tak hanya itu, Artati memeriksa pendampingan pemenuhan persyaratan dan persiapan sertifikasi Good Manufacturing Practice berupa Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) yang dilakukan jajarannya di Biak. Guna menjaga dan meningkatkan ekspor dari Biak di masa yang akan datang, Artati memastikan Ditjen PDSPKP telah menyusun rencana jangka menengah dan jangka panjang seperti pembangunan pabrik es kapasitas 20 ton melalui dana APBN tahun 2022.
Rencana export perdana tersebut akan dilakukan tanggal 28 Agustus 2021 besok. Ditandai dengan pengiriman pertama berupa kepiting, lobster dan tuna loin. Untuk total berat ekspor yaitu 25 ton ikan tuna frezen, 150 Kg tuna jenis loin, 402 ekor kepiting dan 33 ekor lobster. Pengiriman ikan tuna frezen (tuna beku) akan menggunakan kapal karena kapasitasnya hampir mencapai 2 konteiner, sementara untuk tuna jenis loin, kepiting dan lobster akan dikirim langsung menggunakan maskapai penerbangan Sriwijaya Air.
“Ikan tuna ini tidak semua sama, ada tiga klasifikasi, antara lain ikan tuna dengan A, B dan C. Yang dinyatakan kelas A memiliki daging cukup merah, kelas B agak merah dan kelas C dagingnya terlihat tidak terlalu merah dan pucat, dan yang sementara banyak dikumpul yang kelas C, memang awal-awalnya banyak tuna kelas A yang dibawa ke cold storage,” ujar Efendi.
Comments
Post a Comment