Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2019

Akhir Pekan di Wisata Hutan Bakau Ruar

Hutan bakau Kampung Ruar yang dikelola oleh Kantor Kesatuan Pemangku Hutan Lindung (KPHL) Biak-Supiori bersama masyarakat adat itu setiap hari dikunjungi wisatawan. Terutama saat libur akhir pekan banyak dikunjungi wisatawan untuk mengisi waktu liburan bersama kerabat, keluarga, dan rekan kerja. Hutan bakau bisa menjadi tempat wisata sekaligus sarana edukasi lingkungan, dan semoga taman hutan bakau Ruar selalu dijaga kebersihannya agar para pengunjung nyaman menikmati kawasan itu. Dari pusat kota dapat di tempuh 20 - 30 menit perjalanan dengan menggunaan kendaraan pribadi, ataupun dengan angkutan umum. Pengunjung taman wisata bakau Kampung Ruar dikenai ongkos Rp10.000 per orang. Pengelola juga mengutip ongkos parkir Rp7.000 per mobil dan Rp5.000 per sepeda motor.

Goa alami dengan kali biru di Distrik Parai, Biak Timur

Gua Kali Biru merupakan sungai bawah tanah yang memiliki air berwarna biru jernih. Airnya terasa begitu dingin saat disentuh. Gua Kali Biru terletak di Distrik Parai, Biak. Dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 15-20 menit. Berada di sebuah goa kecil menjadi daya tarik tersendiri bagi telaga/kali ini. Untuk yang suka diving, mungkin bisa mencoba sensasi menyeleam melewati lorong gua yang katanya bisa tembus ke laut. Tetapi jangan lupa membawa perlengkapan yang mumpuni sekalian teman yang berpengalaman menyelam di daerah ini.

Wisata Kuburan Tua Padwa Biak Papua

Berbagai macam destinasi pariwisata yang ada di Biak, salah satunya yaitu wisata ke kuburan tua Padwa. Padwa adalah salah satu kampung di Distrik Yendidori, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Indonesia. Perjalanan ke Padwa dari pusat kota dengan menggunakan kendaraan pribadi dapat di tempuh dalam waktu 30 - 40 menit. Kuburan tua padwa merupakan aset budaya peninggalan nenek moyang. Orang-orang Padwa jaman dulu meletakkan jasad dalam peti mati dari kayu di sekitar goa batu dan tebing batu karang di pingir pantai. Jasad itu kemudian dibiarkan mengering menyisakan tulang-belulang. Prosesnya berlangsung secara manual, memanfaatkan efek penguapan dari air asin. Setelah tinggal tulang dan tengkorak baru deh diangkut dan diletakkan di tebing-tebing batu, tepat di pinggir pantai. Dua tebing utama bernama Kakurandir dan Mukofdi menjadi tempat peristirahatan terakhir orang-orang Padwa. Kita dapat menyaksikan tengkorak dan tulang belulang yang masih utuh dari leluhur Suku Biak yang mendiami Kamp

Wisata Baru !!! Hutan dan Pantai di "Snudi Paradise" Biak.

Nikmati keindahan Hutan dan Pantai dalam satu tempat, Siapa yang mau berenang ataupun hanya duduk menikmati keindahan hutan semua ada di Snudi Paradise yang berlokasi di Urfu, Yendidori. Tempat ini baru saja dikenal masyarakat Biak dan masih dikembangkan untuk memberikan kepada pengunjung suasana hutan yang asri dan pantai yang menakjubkan. Dari sini pengunjung dapat menyaksikan keindahan matahari terbit yang sangat menakjubkan. Namun, lokasi tempat yang agak sedikit jauh dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dari pusat kota membuat tantangan tersendiri untuk menikmati keindahan matahari terbenam.

Kondisi Taman Anggrek dan Burung

Tanah Papua terkenal akan keragaman flora dan faunanya. Tak kurang dari 75% daratan Papua adalah hutan. Hutan ini jadi rumah bagi 800 spesies laba-laba, 200 spesies katak, 30.000 spesies serangga dan 600 spesies burung. Selain itu, daratan Papua juga habitat alami bagi 2.500 spesies anggrek. Taman Burung dan Taman Anggrek di Desa Bosnik, Biak Timur dulunya menjadi tempat netralisasi burung-burung endemik Papua sebelum dilepas kembali ke habitat aslinya di hutan-hutan Papua. Taman ini juga menjadi sarana pendidikan bagi siswa siswi kota Biak tentang spesies burung dan anggrek endemik Papua. Diharapkan dinas pariwisata dapat lebih memperhatikan objek wisata ini agar memberikan manfaat bagi anak-anak sekolah dalam mengenal flora dan fauna khas papua.